SKRIPSI 101 : Segala Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memulai Skripsi

1:00 PM


I am proud to say that I have already passed my proposal seminar. Hehe. Akhirnya, setelah secara efektif 3 bulan jungkir balik mengerjakan bab 1 - bab 3, judul saya diterima dan siap lanjut ke proses penelitian. Alhamdulillah. Sayangnya saya gak sempat foto-foto sehabis ujian. Karena... saya gak bilang siapa-siapa kalau saya ujian proposal selain ke orang tua dan mas pacar. Jadinya, teman-teman saya di kampus (kecuali yang tahu dari pembimbing dan penguji saya) baru tahu saya sudah ujian proposal setelah saya keluar dari ruang ujian which is practically a week after I got the invitation. *digampar rame-rame*

So, karena hari ini saya lagi gabut, saya pikir nggak ada salahnya saya berbagi tips ala saya seputar skripsi. Please note that this is my own version. Mungkin sebagian ada yang cocok untuk kamu, mungkin juga tidak. Jadi mungkin nggak semuanya bakalan berlaku untuk kasus skripsi kamu. But I would like to share through my experience so far.

Okay, here we go.

Cari Fenomena
Ketika ditanya apa yang sulit dalam mengerjakan skripsi, mayoritas mahasiswa akan menjawab : "mencari fenomena", "mencari judul", "menentukan variabel", atau sejenisnya. Saya sendiri mengalami kesulitan yang sama hingga harus mengalami penolakan sebanyak empat kali. Lalu bagaimana akhirnya judul kelima saya bisa diterima? Well, ada beberapa pertanyaan yang bisa membantu kamu


Pertannyaan  ini  akan menjadi dasar skripsi kamu nanti. Basically, ini adalah sebagian pertanyaan yang bakal ditanyakan pembimbing kamu ketika kamu mengajukan judul, dan juga penguji ketika proposal atau judul kamu dipresentasikan. Dalam kasus saya, saya memilih topik pendidikan budaya  Minangkabau karena
  1. sesuai dengan permasalahan masyarakat saat ini
  2. hasil penelitiannya bisa dikembangkan menjadi rancangan intervensi atau  penelitian lanjutan
  3. sudah ada beberapa penelitian yang mendukung topik yang saya pilih
Simpelnya, cobalah  memulai dari permasalahan yang ada di sekitar kamu, lalu sesuaikan dengan bidang kamu. Dengan demikian kamu akan lebih fokus dalam mengerjakan skripsi karena 

Sering-Sering Baca Jurnal
Dibandingkan buku, sebagian besar referensi lebih mudah didapatkan melalui jurnal dan naskah publikasi (seperti skripsi, tesis, dan disertasi). Kamu bisa menemukan inspirasi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Berbagai jurnal bisa diakses melalui wifi kampus kamu. Biasanya kamu bisa akses jurnal-jurnal ini melalui wi-fi di perpustakaan. Kamu juga bisa mengakses berbagai jurnal melalui layanan e-resource Perpustakaan Nasional. Kamu tinggal daftar online untuk mendapatkan nomor anggota dengan menggunakan KTP saja untuk mengakses berbagai jurnal baik berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris.

Dikusi dengan Teman dan Senior
Yep, terkadang inspirasi malah datang setelah berdiskusi. Berdiskusi akan membuka wawasan dan sudut pandang kamu menjadi lebih luas, apalagi berdiskusi dengan mereka yang lebih senior. Kamu akan mendapatkan tips - tips mengerjakan skripsi. Bahkan tidak jarang mereka akan berbaik hati membantu kamu, entah dengan memberikan referensi yang belum kita temukan atau malah memberi ide untuk skripsi kamu. So, bangunlah relasi yang baik dengan teman dan senior kamu.

Buat Target
Agar kamu fokus mengerjakan skripsi, buatlah semacam timeline. Ini akan memotivasi kamu agar tidak malas mengerjakan skripsi. Saya sendiri membuat timeline bulanan dan mingguan serta planner harian. Planner ini sangat berguna sebagai pengingat apa saja yang harus dilakukan pada satu hari, mengingat janji temu dengan pembimbing, serta mengingat berbagai deadline revisi. Agar lebih praktis, saya menggunakan aplikasi kalender dari Google di handphone untuk mengatur timeline dan planner saya. Tapi ingat, timeline ini tentatif. Terkadang ada faktor-faktor eksternal yang menyebabkan skripsi kamu tersendat dari timeline yang kamu harapkan. 

Sabar dan Semangat
Iya, sabar dan semangat. Dua kata simpel yang kenyataannya sulit untuk diterapkan. Faktanya, banyak yang tersendat bukan karena faktor eksternal, melainkan karena tidak mampu menerapkan dua kata ini. Seperti yang saya bilang tadi, terkadang ada faktor-faktor eksternal yang menyebabkan skripsi kamu tersendat. Ketika kamu down karena satu dua faktor eksternal itu dan muncul rasa malas, kamu akan sulit untuk kembali mengerjakan skripsi. Kamu boleh sedih ketika judul ditolak pembimbing, kamu boleh kesal dengan revisi yang rasanya nggak ada habisnya, kamu boleh bete ketika pembimbing sulit ditemui, tapi kamu nggak boleh larut dan menjadikan itu alasan untuk kamu tidak mengerjakan skripsi. Judul boleh ditolak, revisi boleh menumpuk, pembimbing bisa saja harus memenuhi tanggung jawab lainnya sebagai dosen, tapi skripsi kamu tidak boleh dibiarkan berdebu begitu saja. Semakin lama kamu mengerjakan skripsi, semakin lama kamu akan menuju toga.



You Might Also Like

4 komentar

  1. hahahahha tambahan selain sabar dan semangat, jauhi medsos... kadang didepan komputer malahan kelamaan bermedsos daripada ngulik tugas akhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaha iyaaaah medsos itu godaan luar biasa

      Hapus
  2. Agreed, banyak temen aku yang ikut penelitian payung pembimbing. Mungkin next aku bakalan bahas

    Salam kenal juga!

    BalasHapus
  3. Hahahahhahaha

    Ecieh korban Skripsi yang akhirnya menjadi inspirator Skripsi

    XD

    Selamat win
    One step closer to the S. Psi yessss

    BalasHapus

Thank you for leaving a comment. Please come back!