Kemarin siang ketika saya masih belajar biologi, sebuah panggilan dari nomor tak dikenal menyambangi ponsel saya. Kata si pemilik nomor itu, ada sebuah paket yang ditujukan kepada saya. Sayangnya, rumah saya sedang kosong sehingga tidak ada yang bisa menandatangani nota penerimaan paket tersebut. Setengah bingung (karena saya tak ingat pernah memesan barang secara online, pun tak ada saudara saya yang mengirimkan paket untuk saya), saya meminta kurir tersebut untuk menitipkannya pada tetangga saya.
Selang beberapa jam setelah itu, sebuah sms dari mama masuk ke ponsel saya.
OH! Ternyata paket buku yang dikirimkan senior saya, Bang Dodi Prananda yang telah sampai. Saya lupa kalau beberapa waktu lalu saya memesan buku kumpulan puisinya.
Sudah lama saya ingin membeli buku ini, tapi baru kali ini kesampaian. Hahaha :D
Untuk yang ingin memesan buku ini, bisa memesannya melalui bangDod.
facebook: facebook.com/dodi.prananda
twitter: twitter.com/pranandadodi
Selang beberapa jam setelah itu, sebuah sms dari mama masuk ke ponsel saya.
"kak, paket dari Dodi sudah sampai"
OH! Ternyata paket buku yang dikirimkan senior saya, Bang Dodi Prananda yang telah sampai. Saya lupa kalau beberapa waktu lalu saya memesan buku kumpulan puisinya.
HORE!!! |
Sudah lama saya ingin membeli buku ini, tapi baru kali ini kesampaian. Hahaha :D
dapat surat juga! YEY! |
Ternyata selain buku, bangDod juga menyertakan secarik surat
suratnya sengaja di simpan di "buku inspirasi" saya untuk mengingatkan saya bahwa saya harus bisa lebih baik darinya |
Musim Mengenang Ibu, buku pertama bangDod |
Musim Mengenang Ibu adalah buku kumpulan puisi pertama Bang Dodi Prananda, berisikan puisi-puisi yang ditulisnya sejak tahun 2008 hingga tahun 2011. Menilik dari judulnya, siapa pun pasti bisa menebak bahwa tema buku ini adalah Ibu. Yah, tidak heran mengingat inspirasi utama bangDod adalah orang tuanya. Namun tak hanya bercerita tentang kasih sayang terhadap orang tua, puisi-puisi ini juga bercerita tentang sahabat, cinta, dan bahkan tentang kota tempat bangDod berdomisili kini, Jakarta. Puisi yang paling saya suka dari buku ini adalah Kekasih Hujan (mengingatkan saya pada sebuah hujan di hari Rabu, dan seorang teman yang suka menyadur puisi Rako Prijanto), terutama bagian ini:
aduh, mau lari ke hutan, tak bersua hutannya
berniat hendak belok ke pantai saja, tak bersua pula pantai.
bingung aku, mau kemana
gelas tak pecah-pecah juga (sehingga tidak ramai rasanya),
lonceng tak berdera pula
(Kekasih Hujan, hal. 5)
Buku bangDod ini, memotivasi saya untuk ikut "menelurkan buku". Ah, semoga akhir tahun ini rampung.
berniat hendak belok ke pantai saja, tak bersua pula pantai.
bingung aku, mau kemana
gelas tak pecah-pecah juga (sehingga tidak ramai rasanya),
lonceng tak berdera pula
(Kekasih Hujan, hal. 5)
Buku bangDod ini, memotivasi saya untuk ikut "menelurkan buku". Ah, semoga akhir tahun ini rampung.
Untuk yang ingin memesan buku ini, bisa memesannya melalui bangDod.
facebook: facebook.com/dodi.prananda
twitter: twitter.com/pranandadodi