Semua foto yang ada di blog ini adalah hasil jepret Bang Dedet yang kebetulan menjabat sebagai juru kamera selama acara berlangsung.
Ternyata, terakhir kali saya ikut kopdar berjadwal ivennya Blogger Palanta adalah lebih dari setahun yang lalu, sewaktu #PalantaPiknik tahun 2015 lalu. Setelah itu saya terlalu banyak menyibukkan diri di kampus dan organisasi sampai lupa hura-hura bareng temen-temen blogger yang udah saya kenal sejak masih pake seragam SMA. Which is udah sekitar lima tahun. Lama juga ternyata.
Belakangan saya lagi banyak kebutuhan, eh keinginan. Pengen beli tas laptop lah gara-gara ransel udah gak layak pakai. Pengen beli cardigan lah karena jaket ketebelan. Pengen beli novel-novel baru karena merasa butuh hiburan. Pengen nonton lah gara-gara XXI di Padang baru buka. Pokoknya mah Awin lagi pengen banyak jajan *nyengir kuda*.
Agak bahaya sih perilaku konsumtif begini. Apalagi buat mahasiswa tahun akhir kayak saya yang uang bulanannya lumayan pas-pasan. Bahaya banget kalau diikutin nafsu belanjanya. Bisa-bisa sebelum akhir bulan uang bulanan udah ludes. Kan gawat kalo tiba-tiba butuh uang mendadak di akhir bulan.
So, biar uang bulanan gak bablas gara-gara belanja yang kebangetan, kita butuh yang namanya berpandai-pandai. Kudu jadi pembeli yang cerdas, cermat, dan tentu saja, hemat.
Bab I mentok, entah kurang banyak baca jurnal atau teorinya yang kurang dapet. Seperti itu lah. Padahal udah niat ngebut biar Senin bisa bimbingan. Pake acara beli segala macam cemilan biar semangat tapi tetep aja mah, mentok again.
Apa gara-gara hutangan blog pada belum kelar ya? Baiklaaaaaah mari kita selesaikan hutang-hutang inih.
Kali ini saya mau ngomongin soal blognya mbak Anis Khoir, salah satu mbak-mbakku di Blogger Perempuan. Mbak Anis Khoir ini katanya lulusan matematika tapi gak suka matematika. Lha gimana dong mbak? Ah kan padahal kan mau minta ajarin statistik lho ini *cengar cengir*
Jadi, pas obrak-abrik blognya mbak Anis ini saya nemu tulisan tentang manfaat kembali ke kampung halaman. Kalo kata orang Minang mah mambangkik batang tarandam, membangun kampung halaman. Tapi buat saya yang dari brojol di sini-sini ajah, keinginan buat membangun kampung halaman nggak sebesar keinginan untuk merantau.
Ada pepatah Minang bunyinya begini karatau madang dahulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, di rumah baguno balun.
Iyes, tau dong kalau orang Minang itu terkenal banget ama filosofi merantaunya. Dan saya yang seumur hidup besar di Padang kota tercinta kujaga dan kubela ini udah kebelet banget pengen merantau dari jaman tamat SMA kemaren. Tapi apa daya, emak melarang karena saya anak cewek satu-satunya. Jadilah saya akan menghabiskan beberapa tahun lagi di kota kelahiran saya ini.
Sekarang saya udah masuk tahun-tahun terakhir kuliah. Makin ke sini jadi makin kepengen buat merantau. Apalagi di Padang emang gak ada universitas yang membuka program magister profesi. Jadi makin pengen deh. Kebetulan juga banyak banget beasiswa S2 luar negeri dan dalam negeri. Ngiler gak tuh.
Tapi ngebaca postingan mbak Anis saya jadi mikir deh. Kalau saya nanti gak di Padang lagi orang tua gimana ya? Apalagi belakangan emak sering banget ngomong dengan awalan "ntar kalo mama nggak ada..." Duh amit-amit jabang baby. Gak kebayang deh kalo udah kejadian *getok meja*
Jadi, staying or leaving?
Kali ini saya mau ngomongin soal blognya mbak Anis Khoir, salah satu mbak-mbakku di Blogger Perempuan. Mbak Anis Khoir ini katanya lulusan matematika tapi gak suka matematika. Lha gimana dong mbak? Ah kan padahal kan mau minta ajarin statistik lho ini *cengar cengir*
Jadi, pas obrak-abrik blognya mbak Anis ini saya nemu tulisan tentang manfaat kembali ke kampung halaman. Kalo kata orang Minang mah mambangkik batang tarandam, membangun kampung halaman. Tapi buat saya yang dari brojol di sini-sini ajah, keinginan buat membangun kampung halaman nggak sebesar keinginan untuk merantau.
Ada pepatah Minang bunyinya begini karatau madang dahulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, di rumah baguno balun.
Iyes, tau dong kalau orang Minang itu terkenal banget ama filosofi merantaunya. Dan saya yang seumur hidup besar di Padang kota tercinta kujaga dan kubela ini udah kebelet banget pengen merantau dari jaman tamat SMA kemaren. Tapi apa daya, emak melarang karena saya anak cewek satu-satunya. Jadilah saya akan menghabiskan beberapa tahun lagi di kota kelahiran saya ini.
Sekarang saya udah masuk tahun-tahun terakhir kuliah. Makin ke sini jadi makin kepengen buat merantau. Apalagi di Padang emang gak ada universitas yang membuka program magister profesi. Jadi makin pengen deh. Kebetulan juga banyak banget beasiswa S2 luar negeri dan dalam negeri. Ngiler gak tuh.
Tapi ngebaca postingan mbak Anis saya jadi mikir deh. Kalau saya nanti gak di Padang lagi orang tua gimana ya? Apalagi belakangan emak sering banget ngomong dengan awalan "ntar kalo mama nggak ada..." Duh amit-amit jabang baby. Gak kebayang deh kalo udah kejadian *getok meja*
Jadi, staying or leaving?
"The only more unthinkable than leaving was staying, the only thing more impossible than staying was leaving" - Elizabeth Gilbert
Have you ever felt that everything goes wrong? Have you ever felt afraid of something that even you do not know for sure what the reason? Have you ever cried for no reason?
Today, on World Mental Health Day, I would like to share something
Bagi seluruh mayarakat Indonesia tanggal 30 September adalah peringatan peristiwa terbunuhnya tujuh perwira militer Indonesia pada tahun 1965. Bagi saya, dan seluruh masyarakat Sumatera Barat tanggal 30 September adalah peringatan terjadinya gempa 7,6 skala Richter 7 tahun yang lalu.
Gempa terbesar yang pernah saya rasakan seumur hidup saya....
Tak banyak yang saya ingat dari hari itu.
Saya ingat, gempa itu membuat tonggak rumah panggung milik oma saya bergeser beberapa senti.
Saya ingat beberapa ornamen di rumah itu jatuh dan nyaris mengenai kepala saya dan adik saya.
Saya ingat papa memeluk saya dan adik saya agar tak tertimpa apapun yang mungkin jatuh mengenai kami.
Saya ingat oma hanya diam sambil melantunkan zikir, dan berkata "awak kok ka mati, ka mati juo nyo" (kita kalau mau mati, bakalan mati juga).
Saya ingat, jalanan depan rumah kami penuh orang yang lari mengungsi dan kami bertahan demi oma yang tidak mau beranjak dari rumah.
Saya ingat, hanya radio (yang disiarkan melalui pengeras suara masjid) yang menjadi satu-satunya sumber informasi yang kami terima selama 24 jam, dengan walikota yang terus menerus berada di stasiun radio mengabarkan kondisi terbaru.
Kemudian, selama berminggu-minggu kemudian, hanya koran darurat yang diterbitkan Singgalang yang menjadi satu-satunya informasi cetak yang kami terima. Tidak ada TV karena listrik mati berminggu-minggu. Genset milik tetangga pun jadi andalan kami untuk sekedar mengisi baterai handphone.
Selama berminggu-minggu pula Bundo (bunda dalam bahasa Minang), kakak mama saya, memasakkan mie instan dan telur untuk kami setelah persediaan ikan dan daging membusuk di kulkas yang tak kunjung hidup.
Selama berminggu-minggu Padang bak kota mati. Orang-orang bertahan di barak pengungsian karena rumah mereka runtuh atau rusah berat. Nama-nama korban meninggal dan hilang berseliweran di koran darurat. Beberapa diantaranya adalah guru saya, teman saya, kenalan saya, bahkan adik kelas saya.
Gempa itu, menewaskan lebih dari seribu orang, merusak nyaris seluruh fasilitas umum yang ada.
Jangan tanya bagaimana rasanya saat itu. Saya gak bisa tulis rasanya. Bahkan hingga saat ini saya masih melawan ketakutan untuk naik ke lantai 3 dan seterusnya. Masih memberanikan diri naik lift sendirian meski dalam hati masih mengucap "gua benci lift!". Masih suka parno jika melihat ke bawah dari ketinggian.
Until today, I still remember all the chaos....
Prayers for all the victims, our beloved ones...
Nama blognya mbak Inuel ini www.jombloku.com, tapi si empunya ini ternyata udah tiga tahun menyandang gelar istri. Okeh, berarti sepertinya cuman saya peserta arisan link ini yang belum ijabsah #halah
Blognya mbak Inuel ini didominasi warna putih. Hmmm sepertinya kebanyakan mbak-mbakku ini demen sama warna putih ya? Beberapa kali ngereview blog mereka sering nemu blog dengan dominasi desain warna putih. Mungkin biar keliatan bersih dan rapi gitu ya.
Kebanyakan kontennya mbak Inuel ini informatif sekali. Ada tips belanja online, ada trik desain rumah, eh ada bagi bagi voucher juga. Lumayan ini mah.
Kalo diliat profilnya, Mbak Inuel ini housemom yang kesehariannya selain ngurusin keluarga ternyata kerja jadi content writer. Walah, bagi-bagi tipsnya dong mbak. Kan lumayan :D
Dan ternyata setelah diubek lebih dalam (?), mbak Inuel ini juga suka nulis puisi. Wah kece banget ya mbak Inuel ini.
Penasaran sama orangnya? Monggo diubek-ubek blognya.
Buat yang nanya kapan saya bikin makeup review, here is it....
Mayoritas produk makeup yang saya punya yang cuma seuprit adalah Maybelline. Mulai dari BB Cream hingga eyeshadow dan lipstik pun saya punya.
Adalah mbak Dwi Sari a k a mbak Nining si pemilik blog beYOUtiful. Katanya sih, karena semua orang cantik dengan dirinya sendiri. Sementara kata "kiseki" yang jadi url blognya mbak Nining sendiri berarti keajaiban dalam bahasa Jepang.
Blognya mbak Nining tampilannya girly dengan warna padanan pink dan putih dengan sedikit hint abu-abu. Simpel banget dengan hanya gambar siluet kupu-kupu berwarna gradasi pink sebagai header.
Overall, blognya mbak Nining ini isinya tentang kuliner, traveling, dan lifestyle. Uhuy! Kuliner! Traveling! One of my favorite thing in this world. Dan pas buka lama kulinernya, saya langsung nemu tentang ini
Siapa sih yang gak suka sama sosis? Buat saya sosis ini salah satu bahan wajib kalau bikin spaghetti. Kalo nggak ada sosis rasanya spaghetti buatan saya kurang nendang. Masalahnya, saya gak bisa sering-sering makan makanan pabrikan, terutama yang ada MSG. Makanya jarang-jarang saya membuat spaghetti atau makanan lain yang memakai sosis karena takut sama bahan pengawetnya. Padahal adik saya ngefans banget sama makanan Italia ini. Sempat kepikiran bikin sosis handmade tapi apa daya gak tau cara bikinnya. Belum lagi mencari casing sosisnya.
Eh ternyata di blognya mbak Nining ada resepnya, plus info dimana menjual casing sosisnya yang, alhamdulillah, halal. Finnally, something worth to try. Semoga bikinnya nanti gak sekedar wacana #halah
Overall, blognya mbak Nining ini isinya tentang kuliner, traveling, dan lifestyle. Uhuy! Kuliner! Traveling! One of my favorite thing in this world. Dan pas buka lama kulinernya, saya langsung nemu tentang ini
SOSIIIIIIS |
Eh ternyata di blognya mbak Nining ada resepnya, plus info dimana menjual casing sosisnya yang, alhamdulillah, halal. Finnally, something worth to try. Semoga bikinnya nanti gak sekedar wacana #halah
Entah kenapa tiba-tiba saya ngebuka paspor, yang ternyata udah habis masa berlakunya. Kalau diingat-ingat, paspor ini pun cuma sekali dipakai, waktu ikut sister school ke Malaysia waktu kelas 2 SMA dulu. Which is, udah lama banget.
Sekarang kepikiran buat perpanjang paspor kok rasanya sayang banget. Walaupun keinginan untuk jalan-jalan ke luar negeri itu ada, tapi kok sayang ya. Takut ujung-ujungnya gajadi dipake. Apalagi sekarang, mana ada duit buat ngehedon keluar negeri. Jajan aja pas-pasan. Yaudahlah jalan-jalannya maya aja dulu. Blogwalking.
Hingga akhirnya saya nemu blognya mbak Tia Marty. Blognya simpel, bahkan banner di header pun hanya bertuliskan nama mbak Tia. Anehnya pas ngebuka tab "Tia Marty" yang saya asumsikan sebagai laman profilnya mbak Tia, malah gak muncul apa-apa alias putih kosong melompong. Eror kah?
Yang menarik perhatian saya, tentu saja lama "Traveling & Kuliner". Apalagi coba wkwkwkwk. Eh pas buka tau-tau ada postingan tentang tempat-tempat yang bisa didatengin di Malaysia secara gratis. Wah, sabi nih! Lumayan, dulu waktu ke Malaysia cuman sampe Johor dan Melaka. Jalan-jalan ke Kuala Lumpur aja engga wkwk.
Kalau dikasih kesempatan ke Malaysia lagi sih, yang pasti saya pengen foto di Menara Petronas. Gausah ditanya alasannya kenapa, wong dulu pas ke Malaysia gak kesana #miris
Tapi duitnya gak cukup mulu buat jalan-jalan. Gimana dong?
Kalau dikasih kesempatan ke Malaysia lagi sih, yang pasti saya pengen foto di Menara Petronas. Gausah ditanya alasannya kenapa, wong dulu pas ke Malaysia gak kesana #miris
PETRONAAAAAASSSS p.s: comot dari blognya Mbak Tia |
Ada satu pelajaran penting yang saya dapatkan selama KKN kemaren. Bahwa, celana panjang ternyata amat krusial selama keberlangsungan KKN. Bagaimana tidak, di lokasi KKN saya tidak ada transportasi umum, kemana-mana kudu motoran. Apesnya jumlah motor di kelompok KKN saya tidak berbanding lurus dengan jumlah anggota. Artinya, kalau semua harus pergi ke satu tempat, akan ada beberapa motor yang harus kelebihan muatan, alias tarik tiga, alias jadi cabe-cabean.
Berhubung nyaris setiap hari tarik tiga terus, otomatis pake celana panjang terus karena duduknya kudu ngangkang. Apalah daya, saya yang biasa ngampus pake rok ini cuma bawa satu celana jeans ke lokasi. Satu-satunya celana jeans andalan yang sebenarnya jarang saya pakai. Yah, tahu sendirilah bagaimana nasib jeans itu selama kurang lebih 40 hari di lokasi KKN.
Jadi, berkaca pengalaman KKN kemaren, saya berpikir untuk membeli beberapa helai celana lagi. Berhubung saya berjilab, otomatis saya harus memilih celana panjang yang tidak begitu ketat dan menampakkan lekuk tubuh. Nah, salah satu modelnya adalah celana kulot.
Saya kadang suka heran, kenapa cewek-cewek banyak banget yang suka ama Korea. Kadang suka gak paham. Makanya saya suka nggak nyambung kadang kalo anak-anak di kampus lagi ngomongin Korea. Wong suka aja enggak ama Korea. Saya mah sukanya yang Jepang ajah, lebih gimanaa gitu dibanding Korea. Menurut saya lho ini.
Tapi ya ternyata oh ternyata Mbak Rani ini penggemar Korea, drama Korea tepatnya. Saya jadi teringat beberapa teman saya yang sampai rela begadang demi nonton film Korea. Ada juga yang tiap hari nonton drama Korea dimana aja, kapan aja. Gak peduli waktu, gak peduli tempat. Mau di bus kek, di halte kek, di dalem angkot kek, nontonnya jalan terus. Ada juga senior saya (yang kemaren baru aja nikah) yang diledek habis putus cinta sama mbak-mbak penjual jus gara-gara matanya bengkak sehabis nonton drama Korea semalaman.
Tapi ya ternyata oh ternyata Mbak Rani ini penggemar Korea, drama Korea tepatnya. Saya jadi teringat beberapa teman saya yang sampai rela begadang demi nonton film Korea. Ada juga yang tiap hari nonton drama Korea dimana aja, kapan aja. Gak peduli waktu, gak peduli tempat. Mau di bus kek, di halte kek, di dalem angkot kek, nontonnya jalan terus. Ada juga senior saya (yang kemaren baru aja nikah) yang diledek habis putus cinta sama mbak-mbak penjual jus gara-gara matanya bengkak sehabis nonton drama Korea semalaman.
Mungkin seperti inilah Ramadhan yang dirasakan para perantau. Rindu rumah, rindu masakan rumah, rindu jajanan-jajanan yang biasa dibeli, dan segala macam rindu-rindu yang lain. Rindu-rindu semacam itulah yang saya rasakan selama menghabiskan sebagian besar Ramadhan di lokasi KKN.
Makanya begitu dapat izin pulang dari DPL saya langsung kabur hari itu juga, sore itu juga. Sempat berniat nekat naik tranex sendirian biar nyampe Padang malem itu juga, padahal mah kaga pernah keluar kota sendirian. Tapi alhamdulillah di detik-detik terakhir kenekatan saya ditawarin tebengan sama temen yang kebetulan dijemput emaknya. Rejeki anak soleh emang gak kemana. Jam 7 malam hari itu juga saya udah touchdown Padang, buka puasa bareng mamake dan bapake di rumah, dan berkangen-kangen ria dengan kasur yang udah dua minggu engga ditiduri.
Sayangnya karena baru nyampe Padang H-2 lebaran jadi engga sempat bikin kue kayak tahun-tahun sebelumnya. Padahal udah ngebayangin tuh makan cake cokelat yang biasa saya bikin pas lebaran. Tapi da aku mah apa atuh, emak sudah bertitah beli ajah ya kita mah manut pimpinan wae~
Besok berangkat KKN, dan dari tadi siang emak udah heboh nyuruh packing seperti biasa. Apalagi kali ini saya perginya gak seminggu kayak acara ILMPI, tapi sebulan. Nah, disinilah dramanya.
Saya cuma punya koper kecil yang emang biasa saya bawa kalo pergi ke luar kota. Tapi, biasanya koper ini cuma muat pakaian-pakaian untuk seminggu. Itu juga waktu ke Jambi kemaren sempat nyaris overload karena saya harus bawa dua almamater (almamater kampus dan ILMPI). Jadi bayangkan koper saya yang seuprit itu harus muat untuk pakaian selama sebulan, plus almet, plus perlengkapan mandi, plus ladies equipment, plus perlengkapan KKN lain, endebre endebra dan kemudian dan seterusnya.
So, saya harus mutar otak supaya koper unyil ini muat menampung semua kebutuhan saya selama KKN. Caranya?
Saya cuma punya koper kecil yang emang biasa saya bawa kalo pergi ke luar kota. Tapi, biasanya koper ini cuma muat pakaian-pakaian untuk seminggu. Itu juga waktu ke Jambi kemaren sempat nyaris overload karena saya harus bawa dua almamater (almamater kampus dan ILMPI). Jadi bayangkan koper saya yang seuprit itu harus muat untuk pakaian selama sebulan, plus almet, plus perlengkapan mandi, plus ladies equipment, plus perlengkapan KKN lain, endebre endebra dan kemudian dan seterusnya.
persiapan munas ILMPI dulu |
Goodbye UAS, welcome KKN. Cie semester tua udah mau KKN. Bentar lagi ditanyain "kapan wisuda?" ciee~
Karma beud gitu yak secara saya suka ngusilin senior-senior saya yang berkeliaran di kampus dengan pertanyaan begitu. Sekarang aja udah banyak yang nanya "udah skripsi?" "kapan wisuda?". Duh ya mbok rasanya pengen banget nampol pake wedges hitam kesayangan saya biar muaknyus.
Entah efek baru kelar UAS atau emang malas saya lagi kumat, saya jadi malas banget nulis nulis di laptop. Jangankan mau ngeposting hutangan yang udah kadaluarsa deadline nya. Laporan praktikum yang harus dikumpul Kamis depan belum saya cicil sama sekali. Padahal praktikumnya udah kelar dari kapan hari #bilangajamales #digetokdosen.
Nah, daripada saya makin lama malesnya dan hutangan saya makin kadaluarsa, saya akan mulai dari ngebahas blog salah satu Blogger Perempuan
Karma beud gitu yak secara saya suka ngusilin senior-senior saya yang berkeliaran di kampus dengan pertanyaan begitu. Sekarang aja udah banyak yang nanya "udah skripsi?" "kapan wisuda?". Duh ya mbok rasanya pengen banget nampol pake wedges hitam kesayangan saya biar muaknyus.
Entah efek baru kelar UAS atau emang malas saya lagi kumat, saya jadi malas banget nulis nulis di laptop. Jangankan mau ngeposting hutangan yang udah kadaluarsa deadline nya. Laporan praktikum yang harus dikumpul Kamis depan belum saya cicil sama sekali. Padahal praktikumnya udah kelar dari kapan hari #bilangajamales #digetokdosen.
Nah, daripada saya makin lama malesnya dan hutangan saya makin kadaluarsa, saya akan mulai dari ngebahas blog salah satu Blogger Perempuan
Beberapa minggu yang lalu, saya dihubungi seseorang dari sebuah perusahaan. Lewat e-mail dia mengatakan kalau ingin mengundang saya sebagai blogger di sebuah acara yang bakal diselenggarakan perusahaannya. Sayang, saya terpaksa menolak tawaran tersebut karena dua hal, acaranya tidak di Padang dan bentrok dengan KKN saya. Gak rezeki emang.
Kayaknya ini udah yang keberapa kalinya saya gagal ikut acara ini-itu. Entah karena masalah tempat ataupun waktu. Sedih emang. Kadang suka baper liat blogger-blogger yang di Jakarta atau di kota besar lainnya bisa datang ke acara A atau B. Apalagi kalo acaranya yang saya banget. Udah deh, baper.
Ngomong-ngomong soal acara blogger saya jadi inget mbak Susi, suhunya grup V arisan BP. Meski udah punya krucil dua orang jagoan mbak Susi ini aktif banget sebagai blogger di Jepara. Beberapa kali mbak Susi share ke kita-kita kegiatannya sebagai blogger di Jepara. Lebih-lebih pas kemaren cerita ketemu Dian Sastro. SAYA ENPIH MBAK! ENPIH #tunjukdada #alasinetron #esmeralda
the wonderful mbak Susi |
Mbak Susi ini selain jadi aktivis blogger juga jago bahasa Perancis. Nah hayoloh blogmu kan pake bahasa Perancis, Win. Ntar kalo salah tolong dibenerin yah mbak #emotnyengir.
Saya sempat mengira nama Susindra itu nama aslinya mbak Susi. Ternyata oh ternyata, nama Susindra itu singkatan nama mbak Susi dan suami.
Soal blognya mbak Susi saya gak mau komentar deh. Udah kece gitu. Saya suka nuansa putihnya dengan sedikit warna pink. Ucul. Cuma kemaren saya agak bingung mau baca profilnya dimana kok gak ketemu ya? Kayaknya mata saya minusnya udah mulai nambah nih.
Konten-kontennya mbak Susi belakangan isinya tentang Kartini yah, soalnya selain karena kemaren masih suasana Hari Kartini, mbak Susi juga kebetulan tinggal di kota kelahiran Kartini, Jepara. Saya jadi tau beberapa fakta tentang Kartini yang selama ini gak saya tau. Saya juga baru tau kalo Jepara itu aslinya Japara. Mbak Susi kece deh pengetahuan saya jadi nambah.
Saya sempat mengira nama Susindra itu nama aslinya mbak Susi. Ternyata oh ternyata, nama Susindra itu singkatan nama mbak Susi dan suami.
Susindra sebenarnya adalah akronim nama saya dan suami. Susi + Indra = Susindra. Ketika memutuskan menikah, kami menyatukan nama kami menjadi Susindra sebagai tanda penyatuan hati. Meski tidak secara legal berubah, namun nama lengkap saya adalah Susi Ernawati Susindra. Nama pena saya di dunia menulis cetak adalah Susi Susindra.Romantis? Iyah, bikin mupeng. Gimana dong?
Soal blognya mbak Susi saya gak mau komentar deh. Udah kece gitu. Saya suka nuansa putihnya dengan sedikit warna pink. Ucul. Cuma kemaren saya agak bingung mau baca profilnya dimana kok gak ketemu ya? Kayaknya mata saya minusnya udah mulai nambah nih.
Konten-kontennya mbak Susi belakangan isinya tentang Kartini yah, soalnya selain karena kemaren masih suasana Hari Kartini, mbak Susi juga kebetulan tinggal di kota kelahiran Kartini, Jepara. Saya jadi tau beberapa fakta tentang Kartini yang selama ini gak saya tau. Saya juga baru tau kalo Jepara itu aslinya Japara. Mbak Susi kece deh pengetahuan saya jadi nambah.
Oke, mari rehat sejenak dari tugas kuliah yang macam hilang satu tumbuh seribu. Bok! Ini belum sekripsi padahal, tapi serasa udah nyerah dan minta nikah ajah #eh #enggakok #masihpengenS2
Mari kita abaikan sejenak perseteruan saya dan pasukan tugas kuliah yang gak kelar-kelar kayak sinetron tukang bakso naik haji. Saya mau ubek-ubek blognya mbak Arinta duluk.
Nama blog nya mbak Arinta ini unik. Beneran. Namanya Kayu & Sirih. Ini beneran saya bingung. Kenapa kayu sama sirih? Kenapa bukan kayu sama api? Atau sirih sama cengkeh? Atau sekalian kayu jati, kayu gelondongan, atau minyak kayu putih #halah.
Mungkin nanti monggo mbak Arinta jawab kegundahgulanaan hati saya.
Kalo dilihat dari segi tampilan blognya, kayaknya gak jauh beda yah sama blog saya. Looks neat and decent kalo kata orang Padang. Tapi kalo dari segi konten beuh saya mah masih kalah jauh yak dari mommy cantik yang anaknya udah dua ini. Konten blognya mbak Arinta banyak bener, dari makanan, parenting, sampe bisnis pun ada. Lengkap deh pokoknya. Bahkan beberapa postingannya mbak Arinta sukses bikin saya mupeng kayak postingan kuliner dan resep. Ngiler euy.
Oh ya setelah baca postingannya mbak Inayah saya jadi tau nih kalo mbak Arinta jualan cilok. Mampus deh saya, kan saya lagi pengen pengennya segala yang behubungan dengan dunia per-aci-an.
Buat mbak Arinta, ciloknya dioper ke Padang boleh banget loh. Di Padang yang namanya cilok belum ngehitz di kalangan AGP alias Anak Gahoel Padang. Adanya juga cireng, cireng salju. Cilok mozarella mah belum ngehitz. Mana tau setelah mbak Arinta ekspor ciloknya ke Padang jadi ngehitz gitu kan yak #bukankode #cumasales
Oke. Ternyata ngulik blognya mbak Arinta menyebabkan perut keroncongan yang diakibatkan oleh cilok. Cukup sekian deh.
Mungkin nanti monggo mbak Arinta jawab kegundahgulanaan hati saya.
Kalo dilihat dari segi tampilan blognya, kayaknya gak jauh beda yah sama blog saya. Looks neat and decent kalo kata orang Padang. Tapi kalo dari segi konten beuh saya mah masih kalah jauh yak dari mommy cantik yang anaknya udah dua ini. Konten blognya mbak Arinta banyak bener, dari makanan, parenting, sampe bisnis pun ada. Lengkap deh pokoknya. Bahkan beberapa postingannya mbak Arinta sukses bikin saya mupeng kayak postingan kuliner dan resep. Ngiler euy.
Oh ya setelah baca postingannya mbak Inayah saya jadi tau nih kalo mbak Arinta jualan cilok. Mampus deh saya, kan saya lagi pengen pengennya segala yang behubungan dengan dunia per-aci-an.
Buat mbak Arinta, ciloknya dioper ke Padang boleh banget loh. Di Padang yang namanya cilok belum ngehitz di kalangan AGP alias Anak Gahoel Padang. Adanya juga cireng, cireng salju. Cilok mozarella mah belum ngehitz. Mana tau setelah mbak Arinta ekspor ciloknya ke Padang jadi ngehitz gitu kan yak #bukankode #cumasales
Oke. Ternyata ngulik blognya mbak Arinta menyebabkan perut keroncongan yang diakibatkan oleh cilok. Cukup sekian deh.
Ceritanya beberapa waktu yang lalu saya mendadak terdampar di Hoya sehabis ngesurvei untuk tugas pelatihan. Sama sekali gak ada niat, bahkan uang di dompet pun pas-pasan. Tapi yasudah, namanya diajak ya saya ngikut aja.
Berhubung saya udah makan sebelum berangkat, jadi perut saya masih lumayan kenyang jadi saya memilih untuk memesan cemilan saja. Mata saya pun tertuju pada kata "nacho" yang ada di daftar menu.
Alhamdulillaaaaaaahhh akhirnya bisa pegang laptop lagi :')
Iyah, ceritanya kan saya ikut Mukernas ILMPI di Bukittinggi beberapa waktu yang lalu. Lumayan, seminggu kita tinggal di pedesaan yang sinyalnya kayak hati yang lagi labil *halah*
Tapi itu saya bahas belakangan deh. Soalnya saya mau bahas blognya Mbak Erlisa. Iyah, salah satu anggota Blogger Perempuan yang juga ikutan arisan blog kayak sayah. Mbak Erlisa ini housewife yang udah punya 3 anak. Selain ngeblog Mbak Erlisa ini juga freelance writer. Wah, ngiri deh saya. Saya aja yang hidupnya cuma seputaran kampus-rumah doang masih sering keteteran. Salut sama Mbak Erlisa deh.
Tampilan blognya Mbak Erlisa ini ngingetin saya sama blog-blog yang banyak ngasih tips gitu. Tapi memang isi blognya kebanyakan tips-tips gitu yak. Jadi bermanfaat deh. Apalah saya yang isi blognya lebih banyak curhatan labil begini *muka sedih*
Tips yang ditulis Mbak Erlisa ini macem-macem. Ada tentang parenting, bisnis, belanja online, macem-macem deh. Bermanfaat pokoknya. Gak nyesel kalo buka blognya Mbak Erlisa mah. Dijamin *ala ala seles*
Ngiri deh saya, kayaknya time management saya kalah beud sama Mbak Elisa. Kudu berguru nih saya, hehehe
FYI, kali ini engga ada foto soalnya koneksi internet saya lagi labil *hiks*. Gapapa lah yak :3
Setelah ikut komunitas Blogger Palanta yang isinya blogger-blogger minang anti huru hara pecinta hura-hura, saya jadi ikut beberapa komunitas blogger lainnya. Salah satunya Blogger Perempuan. Honestly ini semua berawal dari keisengan setelah melakukan netsurfing ditengah kebosanan tugas kuliah yang sengaja dibiarkan menumpuk.
Nah, kebetulan beberapa hari setelah saya gabung ada arisan blogger. Yah mirip-mirip lah kayak arisan yang sering diikutin emak saya. Cuma bedanya disini yang menang arisan blognya di-review sama peserta yang lain. Sempat silent blogwalking ke beberapa blogger yang jadi peserta dan jiper sendiri. Rata-rata udah pada nikah, malah ada yang udah punya anak. Lah saya? Dilamar aja belom pernah. Belom KKN, belom pake toga ya piye.
Anyway yang menang arisan pertama ini namanya Mbak Vanti, a lovely wife and a newborn mom. Saya mupeng liat foto-foto dedek Rayan yang gemesin banget. semacam pengen culik bawa ke Padang *digaplok mbak Vanti*
haduh dedek Rayan sini tante peluk |
Saya seneng banget baca ceritanya mbak Vanti soal dedek Rayan. Bawaannya jadi mupeng, jadi pengen punya dedek bayi juga *halah* #theperksofbabylover
Ada salah satu cerita mbak Vanti yang menarik tentang dedek Rayan yang udah paham kalo ditarok di bantal lemesnya berarti feeding time. Itu kayak baca teori classical conditioning nya Ivan Pavlov versi live action *halah*
Oke, Awin kurang piknik. Kebanyakan kencan ama buku psikologi. Mungkin ada yang mau ngajak Awin piknik?
cover from goodreads.com |
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : Grasindo
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 418 halaman
Format : Paperback
ISBN : 9789790815629
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang "kelebihannya" adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.
Suatu malam kenyataan pahit datang untuknya, sebuah kenyataan tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya, kenyataan yang berbicara lantang kalau bermimpi saja tidak akan pernah cukup.
Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.
Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani...
Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang "kelebihannya" adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.
Suatu malam kenyataan pahit datang untuknya, sebuah kenyataan tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya, kenyataan yang berbicara lantang kalau bermimpi saja tidak akan pernah cukup.
Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.
Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani...
Her name is Artha, from Universitas Sriwijaya. But I always call her Tata because it's hard for to pronounced Artha. She was my roommate during Muskerwil and she was a wonderful roommate.
Seperti yang udah saya ceritain di sini, saya ada agenda ke Jambi selama seminggu untuk Muskerwil ILMPI. Dan seperti yang sudah saya janjikan, saya bakal cerita tentang agenda saya di Jambi.
Saya berangkat ke Jambi tanggal 12 Januari sore, barengan sama kak Ika dan kak Ola.
Saya berangkat ke Jambi tanggal 12 Januari sore, barengan sama kak Ika dan kak Ola.
Yak! Saya bakal ke Jambi untuk Muskerwil ILMPI. Tahun ini agak berbeda karena saya berangkat dua hari lebih cepat, barengan sama korwil dan PHW yang lain. Acaranya juga lebih lama, lima hari.
Mungkin seminggu ini bakalan susah online, apalagi update blog. Tapi pasti saya bakal cerita di sini nanti setelah pulang dari Jambi.
See you later bloggies!
Mungkin seminggu ini bakalan susah online, apalagi update blog. Tapi pasti saya bakal cerita di sini nanti setelah pulang dari Jambi.
See you later bloggies!
Tiap orang pasti punya benda wajib yang harus dibawanya setiap keluar rumah. Paling tidak dompet dan gadget. Mungkin beberapa orang (terutama perempuan) punya benda lain yang musti ada di dalam tasnya jika bepergian. Termasuk saya.
Saya juga punya benda wajib yang kudu musti ada di dalam tas, di luar dompet dan gadget yang memang harus selalu dibawa.
It's 2016 already! Sebenarnya mau bikin postingan wrapup ini tepat tanggal 31 Desember 2015 pas pergantian tahun. Tapi berhubung sudah ada agenda tahun baru bareng sepupu jadi postingannya tertunda. Dan tertunda lagi gara-gara 12 hari lagi menuju muswil ILMPI di Jambi dan LPJ saya gak kelar-kelar sampe sekarang. Mumpung suntuk karena nungguin file-file yang masih ditangan staff anggota tim yang lain, jadi baru sekarang sempat bikin postingan ini.