Sewaktu kopdar kemaren ada suatu peristiwa yang mengganjal pikiran saya, bahkan sampai kopdar bubar jalan dan saya balik ke rumah. Bahkan sampai berhari-hari setelah kopdar
Jadi pas kopdar kemaren para blogger pencari wangsit nongkrong di teras lantai 2 Texas Juanda. Kebetulan di dalam ada pesta ultah dedek-dedek unyu yang bikin kita-kita pada gemes. Awalnya kita (atau tepatnya saya) seneng-seneng aja, lumayan nostalgila denger lagu anak-anak jaman baheula. Saya berasa pembersihan kuping :)))
Tapi kemudian suasana itu berubah ketika
Intinya lirik lagunya gak sinkron sama umur dedek-dedeknya yang masih belum sunat dan belum mens. Bayangin aja, dedek-dedek yang kalau jalan masih suka minta gendong sama emaknya ini udah dikasih denger lagu yang liriknya cinta-cintaan. Gedenya jadi apa dong?
Dulu tuh ya jaman saya masih jadi dedek-dedek unyu, yang ngetrend itu bukan jargon "sakitnya tuh disini" Cita Citata. Tapi boneka unyu yang bisa ngomong dan rada centil
Susan, Susan, kalau gede mau jadi apa? Pic from google.com |
Lagu-lagu jaman 90an mah, kayaknya terorgansir sesuai umur. Kalau dedek-dedek unyu macam saya dengerin lagu-lagu Trio Kwek-Kwek, Zaskia Geofanny, Joshua, Eno Lerian, atau jaman-jaman Agnes Monica belum nyanyi Coke Bottle dan pipi Tina Toon masih se-chubby bak pao.
I grew up with those amazing trio Pic from google.com |
Tadi pagi saya nonton sebuah talkshow di salah satu stasun televisi swasta (tayangan ulang, bukan live). Kebetulan bintang tamunya adalah Papa T. Bob, yang notabene adalah pencipta lagu anak-anak. Beberapa lagu anak-anak karyanya bahkan sempat diputar ulang sebentar, membuat saya teringat masa kecil saya. I grew up with Papa T. Bob, Pak Kasur, Bu Kasur, and those who write song for children on 90's. Saya tumbuh bersama mereka, saya tumbuh bersama anak-anak yang mereka ajarkan menyanyi. Saya gede bareng Trio Kwek-Kwek, Kak Ria Ernes, Tasya, Joshua, dan penyanyi-penyanyi cilik yang sekarang udah sama gedenya sama saya.
Saya senang sekali ketika Papa T. Bob (on TV, of course) mengatakan sedang mengerjakan proyek lagu anak-anak. Kata beliau, ada sekitar lima puluhan anak-anak yang terlibat, sejak setahun yang lalu. Dan saya sangat-amat-teramat (lebay!) berharap proyeknya Papa T. Bob rampung sesegera mungkin. Saya udah gak tahan liat anak-anak yang bergaya layaknya orang dewasa.
Lastly, I would like to say (as Papa T. Bob said) to all of my fellas
Kembalikan lagu anak-anak ke pangkuan anak-anak. Biarkan mereka menikmati masa kanak-kanak yang bahagia dengan dunianya. Biarkan mereka dewasa pada waktunya, sehingga mereka tidak seperti buah--matang karbitan
Let them smile naturally Pic from here |