[BOOK REVIEW] Eclair: Pagi Terakhir di Rusia - Prisca Primasari

6:32 PM

Judul: Eclair: Pagi Terakhir di Rusia
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Gagasmedia
Tanggal Terbit: Maret 2011
Harga: Rp36.000,-
ISBN: 979-780-472-0

Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung-burung di atas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu di bawah teduhnya pohon-berbagi eclair, ditemani matahari dan angin sepoi-sepoi. Aku ingin terus menggenggam jari-jemarimu, berbagi rasa dan hangat tubuh-selamanya. 

Sayangnya, gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari-hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu-buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan. 

Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat-kuat karena air mata yang menderas. "Aku masih di sini," bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar-benar tiada? 


***
Membuka novel ini pertama kali, saya disajikan dengan 5 baris kalimat yang mampu merangsang rasa penasaran saya.


"Krasiwaya Devushka. Begitulah aku menyebutnya. Dia, yang bermata azure. Yang selalu berpaling dari kue eclair. Yang dikekang pilar-pilar mansion megahnya. Yang selalu menanti torehan belati di jantungnya." -Prisca Primasari, Eclair: Pagi Terakhir di Rusia

Siapa Krasiwaya Devushka? Mengapa ia diburu? Mengapa ia tidak menyukai eclair? Beragam pertanyaan mulai memenuhi benak saya. Prisca Primasari tahu benar bagaimana memancing minat pembaca.

***
Eclair berkisah tentang persahabatan empat orang pemuda dan seorang gadis. Ekaterina 'Katya' Fyodorovna yang berdarah bangsawan Rusia, kakak-beradik Sergei dan Stepanych Snegov, serta kakak-beradik blasteran Perancis-Rusia Kay dan Lhiver Olivier. Persahabatan ini kemudian pecah berantakan, menyebabkan berbagai perubahan sifat dari masing-masing tokoh. Katya enggan memakan eclair, Kay memilih untuk hidup nomaden sebagai fotografer, Stepanych jatuh sakit, dan Lhiver menghilang dalam keramaian kota Surabaya.

Kisah dimulai ketika Katya dan Sergei yang tengah mempersiapkan pernikahan mereka yang tinggal dua minggu didera kenyataan pahit bahwa kondisi kesehatan Stepanych semakin memburuk. Terlebih, Stepanych kerap kali mengigau, menyebut nama dua sahabatnya, Kay dan Lhiver. Kondisi Stepanych yang semakin buruk membuat Katya mengambil keputusan berani, menyusul Kay yang menetap di New York dan Lhiver yang tinggal di Surabaya serta meminta mereka untuk menjenguk Stepanych.

Menengok kembali masa lalu yang enggan untuk mereka ingat, dan mengobati luka yang terbuka sekian lama. 

***
Novel ini bukanlah roman biasa (setidaknya bagi saya). Prisca membubuhi kisah tentang Tsar terakhir Rusia, Tsar Nicholas II (dalam ejaan Rusia disebut Tsar Nikolai II) dan keluarganya. Meski tentu dibumbuhi kisah fiksi untuk menyelaraskannya dengan kisah dalam novel ini. Beberapa adegan thriller khas kisah misteri detektif juga dihadirkan meski sebagai selingan. Agaknya Prisca ingin menegaskan bahwa novel yang ditulisnya bukanlah sekedar kisah romansa biasa, dan Prisca berhasil. Saya tertarik dan tak sabaran membuka lembar-lembar berikutnya. Bertanya-tanya apakah akhir cerita ini sesuai dengan dugaan saya. Namun, yang membuat saya sangat terkesan adalah cara Prisca menyajikan latar yang demikian apik. Rusia, Perancis, Amerika Serikat, dan Indonesia. St. Petersburgh, Paris, New York, dan Surabaya. Entah Prisca memang telah mengunjungi negara-negara tersebut atau belum, namun saya dapat mengatakan bahwa Prisca demikian mahir meramu latar-latar yang berbeda menjadi sebuah isah yang apik.


Secara keseluruhan saya menilai novel Eclair sebagai novel roman yang tak sekedar menampilkan romansa. Novel ini menyajikan arti keluarga, persahabatan, dan cinta. Terkesan klise? Mungkin sedikit quote berikut ini akan memberi pandangan baru.

"Mereka adalah kerlip cerah yang sungguh berarti baginya, bersinar, seperti arti dari eclair sendiri, yang berarti cahaya."-Halaman 127
"Hati yang merasakan dengan tulus jauh lebih baik daripada kata-kata manis yang palsu dan tidak berarti."-Halaman 146
"Dan bila ada hal yang membahagiakan sekaligus menyedihkan untuk dipikirkan, itu adalah masa lalu yang indah."-Halaman 224

You Might Also Like

0 komentar

Thank you for leaving a comment. Please come back!